A.
Pengertian
Partus lama adalah persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi
(rustam mochtar, 1998)
Menurut
winkjosastro, 2002. Persalinan (partus) lama ditandai dengan fase laten lebih
dari 8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran
bayi, dan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf.
Partus
lama disebut juga distosia, di definisikan sebagai persalinan abnormal/ sulit
(Sarwono, 2010)
B. Etiologi
Menurut
Sarwono (2010) sebab-sebab persalinan lama dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. Kelainan
Tenaga (Kelainan His)
His yang tidak normal
dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang
lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan
mengalami hambatan atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan his yaitu:
a. Inersia
Uteri
Disini his bersifat
biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu pada
bagian lainnya. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu
maupun janin kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama.
b. Incoordinate
Uterine Action
Disini sifat his
berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his dan kontraksinya
berlansung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi. Tidak
adanya koordinasi antara bagian atas, tengah dan bagian bawah menyebabkan his
tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Tonus otot yang menaik menyebabkan
nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia
janin.
2. Kelainan
Janin
Persalinan dapat
mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau bentuk janin
(Janin besar atau ada kelainan konginetal janin)
3. Kelainan
Jalan Lahir
Kelainan dalam bentuk
atau ukuran jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan
kemacetan.
C. Tanda
dan Gejala
Menurut Rustam Mochtar (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu
dan juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah,
letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks,
cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada
janin :
a.
Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak
teratur bahkan negarif, air ketuban
terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
b.
Kaput succedaneum yang besar
c.
Moulage kepala yang hebat
d.
Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e.
Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Manuaba (2010), gejala utama yang perlu diperhatikan pada partus
lama antara lain :
1.
Dehidrasi
2.
Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan
pernapasan, abdomen meteorismus
3.
Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle
tinggi, nyeri segmen bawah rahim
4.
Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva,
cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur mekonium
5.
Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian
terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput pada bagian terendah
6.
Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi
kematian
7.
Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens
sampai ruptura uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi.
D. Klasikasi
Persalinan Lama
1. Fase laten memanjang
Yaitu fase laten yang melampaui
20 jam pada primi gravida atau 14 jam pada multipara
2.
Fase aktif memanjang
Yaitu fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada
primi gravida dan lebih dari 6 jam pada multigravida. Dan laju dilatasi serviks
kurang dari 1,5 cm per jam 3.
3. Kala 2 lama
Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada
prmigravida dan 1 jam pada multipara.
E. Dampak Persalinan Lama
1. Bahaya
bagi ibu
Partus lama menimbulkan efek
berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cedera meningkat dengan
semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah
waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi,
perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan
yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu.
2. Bahaya
bagi janin
Semakin lama persalinan, semakin
tinggi morbiditas serta mortalitas janin dan semakin sering terjadi keadaan
berikut ini :
a.
Asfiksia akibat partus lama itu sendiri
b.
Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada
kepala janin
c.
Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan
forceps yang sulit
d.
Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan
ini mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa
infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada janin.
Sekalipun tidak terdapat
kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama memerlukan perawatan khusus.
Sementara pertus lama tipe apapun membawa akibat yang buruk bayi anak, bahaya
tersebut lebih besar lagi apalagi kemajuan persalinan pernah berhenti. Sebagian
dokter beranggapan sekalipun partus lama meningkatkan resiko pada anak selama
persalinan, namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya hanya
sedikit. Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan melalui proses
persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi intelektual sehingga
berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan normal.
F. Diagnosis
Faktor-faktor
penyebab persalinan lama :
1.
His tidak efisien / adekuat
2.
Faktor janin
3.
Faktor jalan lahir
Diagnosis
persalinan lama :
Tanda
dan gejala
|
Diagnosis
|
Serviks tidak membuka.
Tidak didapatkan his / his tidak teratur.
|
Belum in partu.
|
Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8
jam in partu dengan his yang teratur.
|
Fase laten memanjang.
|
Pembukaan serviks melewati kanan garis waspada
partograf.
a. Frekuensi
his berkurang dari 3 his per 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik.
b.
Pembukaan serviks dan turunnya
bagian janin yang dipresentasi tidak maju dengan kaput, terdapat moulase yang
hebat, oedema serviks, tanda ruptura uteri imminens, gawat janin.
c.
Kelainan presentasi (selain
vertex dengan oksiput anterior).
|
Fase aktif memanjang.
a. Inersia
uteri.
b. Disproporsi
sefalopelvik.
c. Malpresentasi
atau malposisi.
|
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan,
tetapi tak ada kemajuan penurunan.
|
Kala II lama.
|
E. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum
a. Perawatan
pendahuluan :
Penatalaksanaan
penderita dengan partus kasep (lama) adalah sebagai berikut :
1)
Nilai dengan segera keadaan umum ibu
hamil dan janin (termasuk tanda vital dan tingkat dehidrasinya).
2)
Kaji nilai partograf, tentukan apakah
pasien berada dalam persalinan; Nilai
frekuensi dan lamanya his.
3)
Suntikan cortone acetate 100-200 mg
intramuscular.
4)
Penisilin prokain : 1 juta IU
intramuscular.
5)
Streptomisin : 1 gr intramuscular.
6)
Infuse cairan : Larutan garam fisiologis (NaCl), Larutan glucose 5-10 % pada janin
pertama : 1 liter per jam.
7)
Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali
bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak.
b. Pertolongan
:
Dapat
dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid pada
letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, secsio cesaria, dan lain-lain.
2. Penanganan
khusus
a.
Fase laten memanjang (prolonged latent
phase)
Diagnosis
fase laten memanjang di buat secara retrospektif. Jika his berhenti, pasien
disebut belum in partu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan pembukaan
makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk dalam fase laten.
Jika
fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan
penilaian ulang terhadap serviks :
1) Jika
tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat
janin, mungkin pasien belum in partu.
2) Jika
ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan
induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
a) Lakukan
penilaian ulang setiap 4 jam.
b) Jika
pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakuakan pemberian oksitosin selama 8
jam, lakukan seksio sesarea.
3)
Jika didapatkan tanda-tanda infeksi
(demam,cairan vagina berbau) :
a)
Lakukan akselerasi persalinan dengan
oksitosin.
b)
Berikan antibiotic kombinasi sampai
persalinan.
- Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jam
- Ditambah gentamisin 5mg / kg BB IV
setiap 24 jam.
- Jika terjadi persalinan pervaginan stop
antibiotic pascapersalinan.
- Jika dilakukan seksio sesarea, lanjutkan
antibiotika ditambah metrinodazol
500 mg IV setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam.
b. Fase aktif memanjang
1)
Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi
sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.
2)
Nilai his :
a)
Jika his tidak adekuat (kurang dari 3
his dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik) pertimbangkan adanya
insertia uteri.
b)
Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit
dan lamanya lebih dari 40 detik), pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi,
malposisi atau malpenetrasi.
c)
Lakukan penanganan umum yang akan
memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan.
c. Kala Dua Lama
1) memimpin ibu meneran jika ada dorongan untuk meneran
spontan
2) Jika tidak ada mal posisi /malpresentasi berikan drip
oxytocin
3) Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:
a) Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis
atau bagian tulang kepala dari stasion (0) lakukan ekstraksi vakum
b) Jika kepala antara 1/5 - 3/5 di atas simfisis pubis
lakukan ekstraksi vakum
c) Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis lakukan
SC
Daftar Pustaka
Prawirohardjo,
S. 2010.
Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuwaba, Ida Bagus
Gde. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Rustam, mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.
Jakarta : EGC
Anonim,2012. Partus Lama. Tersedia di : http://rumahbidanku.blogspot.com/
2012/06/partus-lama.html Diakses tanggal 23 Desember 2013
No comments:
Post a Comment