Laman

Sunday, 18 January 2015

KONSEP DASAR ASFIKSIA NEONATORUM



A.     PENGERTIAN
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan di mana bayi lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia dan hiperapnu. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (PaCO2 Meningkat) dan asidosis. Asfiksia neonatorum ialah keadaann di mana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kehamilan. Asfiksia juga dapat mempengaruhi organ vital lainnya. (Sarwono Prawiroharjo, 2002).

B.     ETIOLOGI
Secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan  dari ibu ke janin pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. (Towel : 1996).
Faktor – faktor yg mempengaruhinya :
1.      Faktor Ibu
a.       Hipoksia ibu
b.      Usia < 20 tahun atau > 30 tahun
c.       Gravid 4 atau lebih
d.      Penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas ke janin, misalnya hipertensi, gangguan kontraksi uterus, dan lain-lain.
e.       Demam selama persalinan
f.        Kehamilan post matur (sesudah 42 minggu kehamilan)
2.      Faktor Plasenta
a.       Plasenta tipis
b.      Plasenta kecil
c.       Plasenta tidak menempel
d.      Solusio plasenta dan prolapsus plasenta
e.       Perdarahan plasenta
3.      Faktor Janin
a.       Prematur
b.      IUGR
c.       Gameli
d.      Tali pusat menumbung
e.       Kelainan Konginetal
f.        Disproporsi sefalopelvik
4.      Faktor Persalinan
a.       Partus lama
b.      Partus tindakan
5.      Faktor Umbilikal
a.       Prolaps tali pusat
b.      Lilitan tali pusat.

C.     PATOFISIOLOGI
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.

D.    KLASIFIKASI ASFIKSIA
Jenis-jenis asfiksia ada 2 macam :
1.      Asfiksia lipida (biru)
2.      Asfiksia palida (putih)
Perbedaan Asfiksia Palida dengan Asfiksia Lipida adalah :
Perbedaan
Asfiksia Palida
Asfiksia Lipida
*      Warna kulit
*      Tonus otot
*      Reaksi rangsangan
*      Bunyi jantung
*      Prognosis
ü  Pucat
ü  Sudah kurang
ü  Negatif
ü  Tidak teratur
ü  Jelek
ü  Kebiru-biruan
ü  Masih baik
ü  Positif
ü  Masih teratur
ü  Lebih baik
E.     GEJALA DAN TANDA
Gejala dan tanda-tandanya adalah :
1.      Pernafasan cuping hidung
2.      Pernafasan cepat
3.      Nadi cepat
4.      Sianosis
5.      Nilai APGAR kurang dari 6

F.      DIAGNOSA
Setelah bayi lahir :
1.      Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan
2.      Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala, neurologi seperti kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik atau tidak menangis.
3.      Untuk menemukan asfiksia pada BBL dilakukan penilaian APGAR skor.

Tingkat/derajat asfiksia yang dialami bayi adalah sebagai berikut:
SCORE
0
1
2
A   :     Appereance                  (warna kulit)
Biru pucat

Tubuh kemerahan ektstremitas biru
Seluruh tubuh kemerahan
P    :     Pulse (denyut nadi)
Tidak ada
< 100 kali/menit
> 100 kali/menit
G   :     Grimace (reflek)
Tidak ada
Gerak sedikit
Menangis, batuk bersin
A   :     Activity (tonus       otot)
Lumpuh

Ektstremitas fleksi

Gerakan aktif

R   :     Respiration                   (pernafasan)
Tidak ada
Sedikit lemah, Tidak teratur
Teratur, menangis kuat

Nilai APGAR :
·        0 – 3    :           Asfiksia Berat
·        4 – 6    :           Asfiksia Sedang
·        7 – 10  :           Asfiksia Ringan/Normal
G.    PROGNOSA
1.      Asfiksia ringan/normal prognosanya baik.
2.      Asfiksia sedang tergantung kecepatan penatalaksanaan bila cepat, prognosa baik.
3.      Asfiksia berat dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama atau kelainan syaraf permanen, asfiksia dengan ph 6,9 dapat menyebabkan kejang, koma dan kelainan neurologis yang permanen, misalnya palsicerebral, retertadimental.


H.    MANIFESTASI KLINIS
1.      Respon buruk pada usaha resusitasi
2.      Hipoksia
3.      Hiperkarbia
4.      Asidosis metabolik atau respiratorik
5.      Usaha bernafas minimal atau tidak ada
6.      Kejang
7.      Perubahan fungsi jantung
8.      Kegagalan sistem multi organ

I.       PENATALAKSANAAN
1.      Tindakan Umum
Ø  Bersihkan jalan nafas : kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lender mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lender dari saluran nafas yang lebih dalam.
Ø  Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan cara menepuk-pekuk kaki bayi, mengelus dada, perut atau pinggang.
Ø  Mempertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan dengan cara : membungkus bayi dengan kain kering, badan bayi harus dalam keadaan kering, jangan memandikan bayi dengan air dingin, gunakan minyak atau baby oil untuk membersihkan tubuhnya.



2.      Tindakan Khusus
Ø  Asfiksia Berat
Berikan  dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. Dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan . Tekanan  yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan massage jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 – 100 x/menit.

Ø  Asfiksia Sedang/Ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lender, rangsang nyeri) selama 30 – 60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1 – 2 menit yaitu : kepala bayi ekstensi maksimal beri  1 – 2 L/menit melalui kateter dalam hidung, buka mulut dan hidung serta gerakan dagu ke atas – bawah secara teratur 20 x/menit.
Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi.

3.      Apabila nilai APGAR dala menit ke – 5 sudah baik (7 – 10) lakukan perawatan selanjutnya sebagai berikut.
a.       Membersihkan badan bayi
b.      Merawat tali pusat
c.       Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat
d.      Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan
e.       Memasang pakaian bayi
f.        Memasang pening

4.      Mengajarkan orang tua/ibu cara :
a.       Merawat tali pusat
b.      Menetekkan dengan baik
c.       Membersihkan jalan nafas
d.      Memandikan bayi
e.       Mengobservasi keadaan pernafasan bayi

5.      Menjelaskan pentingnya :
a.       Pemberian ASI sedini mungkin sampai usia 2 tahun
b.      Makanan bergizi pada ibu
c.       Makanan tambahan buat bayi di atas usia 4 bulan
d.      Mengikuti program KB sesegera mungkin



DAFTAR PUSTAKA

         Muchtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
         Prawihardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
         Prawihardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
         Stright, Barbara R. 2005. Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.
     


No comments:

Post a Comment