Laman

Sunday 18 January 2015

KONSEP DASAR NIFAS


A.     Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1.        Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam +dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2.        Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama 6-8 minggu.

3.        Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau tahunan

B.     Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Saifuddin, A. 2009 tujuan asuhan masa nifas adalah:
1.        Menjaga kesehatan ibu dan bainya baik fisik maupun psikologik
2.        Melakukan skiring, mendeteksi masalah, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3.        Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan Diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4.        Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB)

C.     Prubahan-perubahan Fisiologi Masa Nifas
Menurut Saifuddin, A. 2009 perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas adalah:
1.        Perubahan fisik
2.        Involusi uterus dan pengeluaran lochea
3.        Laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu
4.        Perubahan sistem tubuh lainnya
5.        Perubahan psikis

D.    Involusi alat-alat kandungan
1.        Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil, sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi Fundus Uteri dan  berat Uterus Menurut Masa Revolusi:
Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri lahir
2 jari bawah pusat
750 gram
1 Minggu
Pertengahan pusat Sympisis
500 gram
2 Minggu
Tidak teraba diatas Sympisis
350 gram
6 Minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 Minggu
Sebesar normal
30 gram

2.        Bekas implantasi uri
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam kavum uteri segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut dalam diameter ±7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah dua minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada enam minggu telah mencapai 2,4 mm.
                                                                
3.        Luka-luka jalan lahir , seperti bekas episiotomy yang telah di jahit, jika vagina dan serviks.

4.        Rasa sakit/after pains/ merian/ mules-mules disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pascasalin

5.        Pengeluaran lochea
Lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas.
a.         Lochea lubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban. Sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan  mekunium, selama 2 hari pascasalin
b.        Lochea sanguelenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender pada hari 3-7 hari pascasalin.
c.         Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 hari pascasalin.
d.        Lochea alba
Cairan putih selama 2 minggu pascasalin.      
6.        Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman karena penuh pembuluh darah, konsistensinya lunak.

E.     Asuhan Masa Nifas
Menurut Saifuddin, A. 2009 kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir utuk mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi:
1.         6 – 8 jam setelah persalinan
a.       Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b.      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.
c.       Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifaskarena atonia uteri.
d.      Pemberian ASI awal.
e.       Melakukan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi baru lahir.
f.        Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2.         6 hari setelah persalinan
a.         Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau.
b.        Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal.
c.         Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat.
d.        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
e.         Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari.

3.         2 minggu setelah persalinan
a.         Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau.
b.        Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal.
c.         Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat.
d.        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
e.         Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari.

4.         6 minggu setelah persalinan
a.         Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayinya alami
b.        Memberikan konseling untuk berKB secara dini.

F.      Kebutuhan Dasar Masa Nifas
Menurut Manuaba, Ida Bagus Ade, dkk. 2010 kebutuhan dasar ibu nifas adalah:
1.        Kebersihan diri
a.         Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b.        Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai BAK/BAB.
c.         Sarankan ibu untuk mengganti pembalutnya setidaknya 2 kali sehari.
d.        Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e.         Jika ibu mempunyai luka episiotomi/laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.


2.        Istirahat
a.         Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b.        Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang/beristirahat selagi bayi tidur.
c.         Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dan beberapa hal:
·           Mengurangi jumlah ASI yang keluar
·           Memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan
·           Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawta bayi dan dirinya sendiri.

3.        Latihan
a.         Diskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan dasar panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat danini akan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat.
b.        Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu.

4.        Gizi
a.         Tambahkan 500 kalori setiap hari.
b.        Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
c.         Minum secukupnya 3 liter setiap harinya.
d.        Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari pasca salin.
e.         Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) untuk bisa memberikan zat besi setidaknya selama 40 hari pasca salin.

5.        Perawatan payudara
a.         Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b.        Menggunakan bra yang menyokong payudara
c.         Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum. Menyusui tetap dilakukan pada putng yang tidak lecet.
d.        Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e.         Untuk menghilangkan nyeri dapat diminum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

6.        Mobilisasi
   Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat. Tidur telentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri. Untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli pada hari kedua diperbolehkan duduk dan jalan-jalan.

7.        Miksi
   Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita menglami sulit kencing karena otot spingter ani ditekan oleh kepala janin dn spasme oleh iritasi spingter ani selama persalinan juga karena adanya kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing dilakukan kateterisasi.

8.        Defekasi
   BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi, apabila keras dapat diberikan obat peroral atau perektal. Jika masih belum bisa dilakukan huknah.

9.        Hubungan perkawinan/rumah tangga
   Secara fisik aman untuk memulai suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu/dua jari tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

10.    Keluarga Berencana
a.         Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun untuk ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
b.        Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenorrhea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru.
c.         Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.




DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berecana unutk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG
Mochtar,Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : ECG
Syaifuddin, A. B. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


No comments:

Post a Comment