A.
PENGERTIAN
SAMPAH
1.
Secara umum :
Sampah
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik
berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak
terurai] dan dianggap sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke
lingkungan].
2.
Kamus besar Bahasa Indonesia :
Barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang.
3.
Kamus lingkungan (1994) :
Bahan
yang tidak mempunyai nilai/tidak berharga untuk digunakan secara khusus dalam
produksi.
4.
Menurut WHO :
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
5.
Istilah lingkungan, Ecolink (1996) :
Suatu
bahan yang terbuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis.
6.
Prof.Ir. W. Radyastuti :
Sampah
adalah sumber daya yang tidak siap pakai.
7.
Dr. Tanjung, M.sc (2003) :
Sesuatu
yang tidak berguna lagi dan telah dibuang oleh pemakainya.
8.
Basryanta :
Barang
yang dianggap sudah tidak terpakai namun masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar.
9.
UU no 18 tahun 2008 :
BAB 1 PASAL 1
1. Sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat.
2. Sampah spesifik adalah sampah yang
karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
10.
Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 :
Sampah
didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia.
B.
JENIS-JENIS SAMPAH
1. Secara garis besar sampah dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
a. Sampah kering atau sampah anorganik.
a. Sampah kering atau sampah anorganik.
Contoh
: logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami
pembususkan secara alami.
b.
Sampah basah atau sambah organik.
Contoh
: Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll
yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
c. Sampah berbahaya
contoh
: Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll
2. Jenis-jenis
sampah berdasarkan sumbernya, yaitu :
a.
Sampah alam
Sampah
yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
b. Sampah
manusia
Sampah manusia
(Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
c. Sampah konsumsi
Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah.
3. Jenis-jenis
sampah berdasarkan sifatnya, yaitu :
a.
Sampah organik - dapat diurai :
Sampah
yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya.
b. Sampah
anorganik - tidak terurai :
Sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
c. Sampah nuklir
Merupakan hasil
dari fusi nuklir dan fisi nuklir
yang menghasilkan uranium
dan thorium
yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia.
d. Sampah
industri
Limbah hasil
kegiatan pabrik, aki bekas, kaleng bekas, oli bekas, dll.
e. Sampah pertambangan
Tanah
over burden yang tidak dikelola, Limbah tambang, B3 (Bahan Berbahaya Beracun)
4. Jenis-jenis sampah berdasarkan
bentuknya :
a. Sampah
padat
Segala bahan buangan selain kotoran
manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
b. Sampah
cair
Bahan cairan yang telah digunakan
dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
1). Limbah
hitam:
sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
2). Limbah rumah
tangga:
sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah
ini mungkin mengandung patogen.
5. Jenis-jenis sampah berdasarkan
kemampuan diurai oleh alam (biodegradability) :
a.
Biodegradable
Sampah yang dapat diuraikan secara
sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur,
sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable
Sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
1). Recyclable: sampah yang dapat diolah
dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik,
kertas, pakaian dan lain-lain.
2).Non-recyclable: sampah yang tidak
memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra
packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
C.
KARAKTERISTIK SAMPAH
1.
Garbage
Jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran
dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah
membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish
Terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau
yang tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat
perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
3. Ashes (Abu)
Sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik dirumah,
dikantor, industri.
4. “Street Sweeping” (Sampah Jalanan)
Berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia
maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
5. “Dead Animal” (Bangkai Binatang)
Bangkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6.
Houshold Refuse
Sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal
dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan)
Bangkai- bangkai mobil, truk, kereta api.
8. Sampah Industri
Terdiri
dari sampah padat yang berasal dari industri-industri, pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes
Sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
10. Construction Wastes
Sampah yang berasal dari sisa pembangunan,
perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid
Terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat
organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
12. Sampah khusus
Sampah yang memerlukan penanganan khusus
misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif.
D.
SUMBER-SUMBER SAMPAH
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa
sumber berikut :
1. Pemukiman penduduk.
Sampah di suatu pemukiman biasanya
dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan
atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah
basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan rumah tangga,
abu atau sisa tumbuhan kebun.
2. Tempat umum dan tempat perdagangan.
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan
banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan.
Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa
makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan
terkadang sampah berbahaya.
3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah.
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini,
antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan
kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung
pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut
biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4. Industri berat dan ringan.
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan
dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat
pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang
sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan
dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan,
sampah khusus dan sampah berbahaya.
5. Pertanian.
Sampah dihasilkan dari tanaman dan
binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan
sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk,
maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
E.
PENGELOLAAN SAMPAH
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah yang baik, diantaranya
:
1.
Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik
dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
2. Pengolahan dengan menerapkan konsep
3R yaitu:
a. Reuse (penggunaan kembali) yaitu
menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai
[penggunaan kembali botol-botol bekas].
b.
Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang
dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
c.
Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk
diolah menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi
kompos].
3. Untuk sampah yang tidak dapat
ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara
(TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan
ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
F.
TUJUAN PEMBUANGAN SAMPAH
Tujuan pembuangan
sampah secara benar :
1. Mencegah penyebaran infeksi kepada petugas
klinik yang menangani sampah dan masyarakat sekitarnya.
2.
Melindungi orang-orang yang menangani sampah dari cedera tidak sengaja terhadap
benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi.
G.
CARA PENGUMPULAN SAMPAH
1. Pengumpulan sampah dapat dilakukan
oleh :
a. Perorangan
Tiap-tiap
keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing untuk dibuang pada
tempat tertentu
b. Pemerintah
Pengumpulan
sampah d iota-kota dilakukan pemerintah dengan menggunakan truk samapah atau
gerobak sampah
c.
Swasta
Swasta
hanya mengambil sampah-sampah tertentu sbagai bahan baku pada perusahaannya
misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan palstik.
2. Langkah-langkah pengumpulan :
a. Sampah
yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya)
ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah.
Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah
untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat
sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut berikut ini :
1). Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
2). Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa
mengotori tangan
3). Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh
satu orang.
b.
Dari tempat penyimpanan ini,
sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini
berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga.
Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk membangun suatu
dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :
1). Dibangun di atas permukaan tanah
dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan
pengangkut sampah.
2). Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.
3). Memiliki
lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang
lain masuk ke dalam dipo.
4). Ada kran air untuk membersihkan
5). Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang
lalat atau tikus.
6). Mudah dijangkau masyarakat
c.
Dari dipo
sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan
mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan
Kota.
3. Pengumpulan
sampah dapat dilakukan dengan dua metode :
a. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat
sampah basah
b. Sistem trio : tempat sampah basah,
sampah kering dan tidak mudah terbakar.
H.
CARA PEMUSNAHAN SAMPAH
Di dalam tahap
pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara
lain :
1.
Land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan samapah
secara ini hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis
garbage atau tercampur dengan garbage, tempat pembuangan sampah ini akan
menjadi tempat perkembangbiakan serangga, tikus, juga menimbulkan bau-bauan
yang tidak sedap.
2.
Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan
yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara
menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis
demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan
tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary
landfill yang baik harus memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang
luas, tersedia tanah untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar. Semua jenis
sampah diangkut dan dibuang ke suatu tempat yang jauh dari lokasi pemukiman.
Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menerapkan teknik sanitary landfill ini,
yaitu:
a. Metode galian parit (trench method)
Sampah dibuang ke dalam galian parit yang
memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit tersebut. Sampah
yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan dan diratakan kembali. Setelah satu
parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit terdahulu.
b. Metode area
Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada
tanah rendah, rawa-rawa, atau pada lereng bukit kemudian ditutup dengan lapisan
tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.
c. Metode ramp
Metode ramp merupakan teknik gabungan dari
kedua metode di atas. Prinsipnya adalah bahwa penaburan lapisan tanah dilakukan
setiap hari dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di atas tumpukan sampah.
Setelah lokasi sanitary
landfill yang terdahulu stabil, lokasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
sarana jalur hijau (pertamanan), lapangan olahraga, tempat rekreasi, tempat
parkir, dan sebagainya.
3.
Incenaration
Incenaration atau
insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah
secara besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini,
antara lain :
a. Volume sampah dapat diperkecil
sampai sepertiganya.
b. Tidak memerlukan ruang yang
luas.
c. Panas yang dihasilkan dapat
dipakai sebagai sumber uap.
d. Pengelolaan
dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kerugian
yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini : biaya besar, lokalisasi
pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk.Peralatan yang
digunakan dalam insenarasi, antara lain :
a.
Charging apparatus
Charging apparatus adalah
tempat penampungan sampah yang berasal dari kendaraan pengangkut sampah. Di
tempat ini sampah yang terkumpul ditumpuk dan diaduk.
b.
Furnace
Furnace atau tungku
merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk
mengatur jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan abu dengan sampah yang belum
terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh.
c.
Combustion
Combustion atau
tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi untuk
membakar benda-benda yang tidak terbakar pada tungku pertama.
d.
Chimmey atau stalk
Chimmey atau stalk
adalah cerobong asap untuk mengalirkan asap keluar dan mengalirkan udara ke
dalam.
e.
Miscellaneous features
Miscellaneous features adalah
tempat penampungan sementara dari debu yang terbentuk, yang kemudian diambil
dan dibuang.
4.
Composting
Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organik oleh
kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan
berupa kompos atau pupuk hijau. Berikut tahap-tahap di dalam pembuatan kompos:
a. Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai
sebagai pupuk seperti gelas, kaleng, besi dan sebagainya.
b. Penghancuran sampah menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil (minimal berukuran 5 cm)
c. Penyampuran sampah dengan
memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N=1:30)
d. Penempatan sampah dalam galian
tanah yang tidak begitu dalam. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi proses
aerobik.
e. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali
selama 15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk dengan baik.
5.
Hog Feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya: babi).
Perlu diingat bahwa sampah basah harus diolah lebih dahulu (dimasak atau
direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis.
6.
Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air
limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang
baik.
7.
Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang
atau tempat sampah.
8.
Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi
pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir.
9.
Individual
Incenaration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk
terutama di daerah pedesaaan.
10. Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai
atau di daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat di daur ulang, antara lain
plastik, kaleng, gelas, besi, dan sebagainya.
11. Reduction
Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari
jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk
menghasilkan lemak.
12. Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dipakai kembali misalnya kertas bekas.
Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan penyakit
I.
HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh
bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja
ada yang positif dan ada juga yang negatif.
1. Pengaruh Positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan
pengaruh yang positif terhadap masyarakat maupun lingkungannya, seperti berikut
:
a.
Sampah dapat dimanfaatkan untuk
menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah.
b.
Sampah dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk.
c.
Sampah dapat diberikan untuk
makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih
dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.
d.
Pengelolaan sampah menyebabkan
berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga dan binatang pengerat.
e.
Menurunkan insidensi kasus
penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah.
f.
Keadaan estetika lingkungan yang bersih
menimbulkan kegairahan hidup masyarakat.
g.
Keadaan lingkungan yang baik
mencerminkan kemajuaan budaya masyarakat.
h.
Keadaan lingkungan yang baik akan
menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara sehingga dana itu dapat
digunakan untuk keperluan lain (Chandra, 2007)
2. Pengaruh Negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat
memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan
sosial ekonomi dan budaya masyarakat, seperti berikut.
a.
Pengaruh terhadap kesehatan
1). Pengelolaan
sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan
vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
2). Penyakit
demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan vektor Aedes Aegypty yang
hidup berkembang biak di lingkungan, pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak
kaleng, ban bekas dan plastik dengan genangan air) (Dinas Kebersihan, 2009)
3). Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang
menyengat yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan
4). Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan
banyaknya lalat yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan tempat
penumpukan sampah.
5). Insidensi
penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya hidup dan berkembang biak
di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang kurang baik. Penularan
penyakit ini dapat melalui kontak langsung ataupun melalui udara.
6). Penyakit
kecacingan
7). Terjadi
kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan misalnya luka akibat
benda tajam seperti kaca, besi, dan sebagainya
8). Gangguan
psikomatis, misalnya insomnia, stress, dan lain-lain (Mukono, 1995)
b.
Pengaruh terhadap lingkungan
1). Pengelolaan
sampah yang kurang baik menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang sedap
dipandang mata misalnya banyaknya tebaran-tebaran sampah sehingga mengganggu
kesegaran udara lingkungan masyarakat (Dinas Kebersihan, 2009).
2). Pembuangan
sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan aliran air akan
terganggu dan saluran air akan menjadi dangkal (Mukono, 2006).
3). Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan
gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
4). Adanya asam organic dalam air serta kemungkinan terjadinya banjir
maka akan cepat terjadinya pengerusakan fasilitas pelayanan masyarakat antara
lain jalan, jembatan, saluran air, fasilitas jaringan dan lain-lain (Dinas
Kebersihan, 2009).
5). Pembakaran
sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran lebih luas.
6). Apabila
musim hujan datang, sampah yeng menumpuk dapat menyebabkan banjir dan
mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal.
7). Air
banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat, seperti jalan,
jembatan, dan saluran air (Chandra, 2007).
c.
Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
1). Pengelolaan
sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial-budaya masyarakat setempat.
2). Keadaan
lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat orang
lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut (Mukono, 2006)
3). Dapat
menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan pihak
pengelola
4). Angka
kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehigga produktifitas masyarakat
menurun.
5). Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar
sehingga dana untuk sektor lain berkurang.
6). Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah
wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat.
7). Penurunan
mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak memiliki
nilai ekonomis.
8). Penumpukan sampah di pinggir
jalan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang dapat menghambat kegiatan
transportasi barang dan jasa (Chandra, 2007).
No comments:
Post a Comment