Laman

Monday, 13 February 2012

Teori Jean Ball


1.Pengertian Teori Jean Ball
Teori Jean Ball adalah dasar pemikiran menurut penelitian yang bernama Jean Ball, yang konsekuensinya telah diuji dalam beberapa riset 9penelitian) dan menunjukkan hasil yang nyata.
Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan emosional itu, yang diibaratkan pada kursi “goyang”. Teori ini sering disebut teori kursi goyang karna tingkat emosional seorang ibu harus berada pada titik seimbang (stabil) sehingga mirip dengan kursi goyang dimana beban harus seimbang pada titik tumpu, karena jika tidak kursi akan condong kearah yang memiliki beban yang berat, begitu juga dengan pengendalian emosional seseorang, jika seseorang (wanita) mampu mengendalikan tingkat emosionalnya berarti orang tersebut memiliki tingkat emosional yang rendah dan terkendali atau sebaliknya. Semua itu dapat kita lihat dalam berbagai keunikan tindakan yang diambil ibu dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya.
2.2.Tujuan Teori Jean Ball
Tujuan asuhan maternis agar seorang wanita mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu, baik fisik maupun psikologis. Psikologis dalam hal ini tidak hanya pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan persalinan dan masa post partum adalah masa mengadopsi peran baru, sehingga bagi wanita yang baru menjadi ibu sangat membutuhkan arahan-arahan dan bimbingan dari bidan tentang tindakan-tindakan yang harus diambil maupun tindakan-tindakan yang harus dihindari demi keselamatan dan kesehatan ibu dan anak. Dalam hal ini dukungan dari suami dan keluarga sangat diperlukan demi psikologis (kejiwaan) seorang ibu.
3.Hipotesa Jean Ball
Menurut Jean Ball respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dukungan yang berarti, mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Ibu sebagai penerus keturunan sekaligus pendidik utama dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam asuhan keluarga yang baik, ketika ia berinteraksi di lingkungan masyarakat maka ia akan terbiasa dengan perilaku yang baik pula.
Persiapan yang sudah di antisipasi oleh bidan dalam masa post natal atau sesudah melahirkan anak akan mempengaruhi respon emosional wanita dalam perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak. Oleh karena itu asuhan kebidanan harus diberikan kepada seluruh individu kelompok dan masyarakat secara professional baik pelayanan tersebut secara mandiri, kolaborasi (kerjasama melebihi dari beberapa orang) maupun merujuk kesistem yang lebih tinggi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat tergantung pada personality (kepribadiannya), sistem dukungan pribadi dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan maternis.
4.Pembagian Teori Jean Ball
Teori Jean Ball mencakup 3 katagori :
1.    Teori perubahan
Perubahan mental ibu sebelum dan sesudah menjadi ibu akan jelas terlihat dalam kehidupan baik itu secara fisik maupun psikologis si ibu. Secara fisik dapat kita lihat pada perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan anak. Sedangkan secara psikologis misalnya dalam pematangan mental (pendewasaan sikap) setelah melahirkan (post partum) ibu tidak hanya berfikir untuk anak dan keluarganya.

2.Teori stress, coping dan support
Tingkat emosional sangat mempengaruhi mental ibu, oleh karena itu dukungan atau support dan motifasi dari keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan yang bersifat positif, support dari orang-orang terdekat si ibu sangat di perlukan menghindar stress, depresi, post partum dan dampak-dampak negatif lainnya.
3.Teori Dasar
Konsep dasar untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek di antaranya:
·         Butuh persiapan jasmani dan rohani
·         Dukungan dari pihak keluarga.
5.Elemen Pembentukan Teori Kursi Goyang
Teori kursi goyang dibentuk dalam 3 (tiga) elemen yaitu :
1.Pelayanan Maternitas
Bidan berkewajiban memberikan pelatanan kesehatan kepada remaja putrid, ibu masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, balita dan wanita monopouse. Dalam memberikan asuhan kebidanan bidan harus mempertanggung jawabkan semua tindakan klinis yang diambil dan harus melaksanakan tanggung jawab tersebut yang meliputi tugas bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti dan lain-lain.
2.Pandangan Masyarakat Terhadap Keluarga
Pandangan masyarakat terhadap suatu keluarga sangat mempengaruhi perkembangan dan tingkat harga diri anggota keluarga tersebut. Jika pandangan masyarakat baik terhadap keluarga maka secara otomatis penerus keluarga juga akan mendapatkan nama baik dalam pandangan masyarakat, selama si anak tidak melanggar norma-norma yang terdapat dalam masyarakat.
3.Sisi Penyanggah / Support Terhadap Kepribadian Wanita
Dukungan terhadap perubahan kepribadian / kebiasaan hidup wanita sangat diperlukan, agar wanita tersebut tidak merasa down terhadap tingkat perubahan diri yang tidak disadarinya.
Kesejahteraan keibuan seseorang wanita sangat bergantung terhadap efektifitas ke 3 elemen tersebut. Jika kursi goyang tidak bisa ditegakkan, maka tidak nyaman untuk diduduki.
6.Konsep Teori Jean Ball
         Ibu
Kerja yang dilakukan Ball berfokus kepada ibu secara individual dan keberhasilan perkembangan emosional, sosial, dan psikologisnya selama proses persalinan.
         Kesehatan
Kesehatan adalah pusat perhatian ini, dalam definisi tentang tujuan asuhan passcanatal “memudahkan wanita agar berhasil menjadi seorang ibu” (Ball. 1987:127)
         Lingkungan
Lingkungan sosial dan organisasional dalam bentuk sistem pendukung dan layanan asuhan pascanatal (dan masyarakat yang lebih luas) merupakan elemen penting dalam model ini, dukungan dari pandangan krusial bagi kesejahteraan ibu.
         Kebidanan
Riset mengenai asuhan pascanatal didorong oleh adanya perhatian terhadap kurangnya informasi mengenai efek asuhaan kebidanan pada kesejahteraan emosional. Model ini memberikan pedoman pada banyak area intervensi oleh bidan yang dibahas Ball meliputi pola asuhan dukungan dalam membuat keputusan tentang metode memberi makan, membantu memberi makan, dan perencanaan asuhan individual.
         Diri
Teori ini secara jelas dimulai dari pandangan bahwa peran bidan adalah untuk mendukung dan membantu ibu agar yakin dalam menjalankan peran sebagi ibu. Ball (1987) berpendapat bahwa layanan dan pola asuhan harus berubah dalam berespon terhadap kebutuhan ibu, biarpun mungkin menyakitkan bagi professional kesehatan. Jadi, pendirian-pendirian ini berdasarkan pada asuhan, contohnya mendengarkan, pembelajaran , dan perubahan.
            Semua individu pasti ingin mendapatkan kebahagiaan baik di batinnya maupun di lingkungan. Kebahagiaan seorang ibu melahirkan dapat tercapai dengan:
         Persepsi dukungan keluarga pada saat postpartum maupun setelah postpartum. Sebagian dari ibu merasa rendah diri sehubungan pandangan negatif akibat menyusui sehingga memerlukan dukungan kelurga terutama suami. Keluarga juga harus membantu si ibu untuk merawat bayinya/pada saat terjadi konflik antara suami dan istri.
         Keadaan tujuh hari pertama masa postnatal.
         Tingkat perkembangan bayi.
         Ibu memerlukan rasa percaya diri.
         Kepuasaan menjadi seorang ibu, dikarenakan dia memberikan ASI kepada bayi 1 jam setelah bayi tersebut lahir dan si ibu merasa bahagia karena bayinya lahir dengan selamat.
         Keadaan-keadaan yang dialami ibu baik dari tempat tinggalnya, status pernikahan dan pekerjaannya.
         Rencana asuhan ibu.
         Fleksibilitas lingkungan yang mendukung.
Hubungan dengan suami dan keluarga atas dasar kepercayaan, asuhan terkoordinasi, wanita memiliki keunikan sehingga memungkinkan untuk berinteraksi secara fleksibel.
         Mendukung pemberian ASI
         Tingkat kecemasan, yaitu pemilihan dan kelas sosial mimicry

No comments:

Post a Comment