A. Standar Asuhan Kehamilan
Standar asuhan kehamilan adalah
acuan dalam proses tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan dalam
melakukan asuhan kehamilan.
Standar pelayanan kehamilan berguna
dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi
masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat
dilakukan dengan dasar yang jelas. Dengan adanya standar pelayanan, yang dapat
dibandingkan dengan dasar yang jelas dan pelayanan yang diperoleh, maka
masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap.
Suatu standar akan efektif bila
dapat diobservasi dan diukur, realistik, mudah dilakukan dan dibutuhkan. Bila
setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap pelayanan kebidanan, maka
diperlukan standar pelayanan kebidanan untuk penjagaan kualitas terutama saat
kehamilan. Pelayanan berkualitas dapat dikatakan sebagai tingkat pelayanan yang
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, standar penting untuk
pelaksanaan, pemeliharaan, dan penilaian kualitas pelayanan. Hal ini menunjukan
bahwa standar pelayanan perlu dimiliki oleh setiap pelaksanaan pelayanan.
Terdapat
6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1.
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Melakukan
kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur. Hasil yang
diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini adalah
a. Ibu memahami tanda dan gejala
kehamilan,
b. Ibu, suami, anggota masyarakat
menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta
mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan.
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang
memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
2.
Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan
antenatal
Kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
Kunjungan
|
Waktu
|
Alasan
|
Trimester I
|
Sebelum 14 minggu
|
– Mendeteksi masalah yang dapat
ditangani sebelum membahayakan jiwa.
– Mencegah masalah, misal :
tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya)
– Membangun hubungan saling
percaya
– Memulai persiapan kelahiran
& kesiapan menghadapi komplikasi.
– Mendorong perilaku sehat
(nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).
|
Trimester II
|
14 – 28 minggu
|
– Sama dengan trimester I
ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
|
Trimester III
|
28 – 36 minggu
|
– Sama,
ditambah : deteksi kehamilan ganda.
|
Setelah 36 minggu
|
– Sama,
ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di
RS.
|
Kebijakan ini adalah jumlah minimal yang
ditetapkan. Semakin sering ibu hamil melakukan kunjungan akan semakin baik
untuk pemantauan kehamilan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Kunjungan yang ideal adalah :
•
Awal kehamilan – 28 mg : 1 x 1 bulan
•
28 minggu – 36 minggu : 1 x 2 minggu
•
36 minggu – lahir : 1 x 1 minggu
Dalam kunjungan,
pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan
risiko tinggi, imunisasi, nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat
setiap kunjungan, dan tindakan tepat untuk merujuk.
3.
Standar 5 : Palpasi Abdominal
Bidan
melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari
kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.
Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada
kehamilan
Pemberian
tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada
ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat
besi rata-rata 60 mg/hari (Tablet mengandung FeSO4 320
mg = zat besi 60 mg dan asam folat 500 µg), kebutuhannya meningkat secara
signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan
satu tablet sehari sesegera mungkin stelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak
90 tablet semasa kehamilan.
Tablet
zat sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu
penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari.
Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk
mengetahui kadar Hb yang dilakukan2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat
kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada
tanda-tanda anemia.
Selain
anemia, seorang bidan juga dapat memberi obat-obatan bagi ibu hamil seperti
medikasi berbagai jenis obat secara rutin (zat besi, calcium, multivitamin dan
mineral) dan obat khusus (anti parasit cacing dan malaria)
5.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi
pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap
kenaikan tekanan darah pada kehamilan, mengenali tanda dan gejala preeklampsia
lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.
6.
Standar 8 : Persiapan persalinan
Memberi
saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan
bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya melakukan
kunjungan rumah untuk hal ini. Dalam memberikan asuhan/pelayanan standar
minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, TT,
tablet besimin 90 tablet selama hamil, tes PMS, temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan. Namun standar ini sudah berkembang menjadi 10 T hingga 14 T.
B.
Pelayanan/Asuhan
Standar
Standar
minimal asuhan antenatal care (10 T), yaitu
1.
Timbang berat badan dan pengukuran berat
badan
Pertambahan
berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI: Body
Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang
optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI
wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16
kg. adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi
badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm.
2.
Ukur tekanan darah
Tekanan
darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa
kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi
plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat
awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi.
3.
Ukur tinggi fundus uteri
Apabila
usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari
atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
4.
Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
lengkap
Pemberian
imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,
imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua
diberikan 4 minggu kemudian . akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi
TT 0,5 cc
Antigen
|
Interval (Selang Waktu
Minimal)
|
Lama Perlindungan
|
% Perlindungan
|
TT 1
|
Pada kunjungan
antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4 minggu setelah TT1
|
3 tahun*
|
80
|
TT3
|
6 bulan setelah TT2
|
5 tahun
|
95
|
TT4
|
1 tahun setelah TT3
|
10 tahun
|
99
|
TT5
|
1 tahun setelah TT4
|
25 tahun
|
99
|
Keterangan : * artinya dalam waktu 3
tahunWUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN
(Tetanus Neonatorum).
5.
Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama
kehamilan
6.
Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi
Menular Seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya resiko IMS.
7.
Temu wicara (konseling dan pemecahan
masalah)
Temu wicara pasti dilakukan
dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan
persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan
pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.
Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:
a.
Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang
tepat.
b.
Melampirkan kartu kesehatan ibu serta
surat rujukan
c.
Meminta ibu untuk kembali setelah
konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
d.
Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan
bayi selama kehamilan
e.
Memberikan asuhan antenatal
f.
Perencanaan dini jika tidak aman
melahirkan dirumah
g.
Menyepakati diantara pengambilan
keputusan dalam keluarga tentang rencana proses kelahiran.
h.
Persiapan dan biaya persalinan
8.
Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ
Tujuan
pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini ada atau tidaknya
faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan
pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin
adalah salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan
denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru
dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
a.
Takikardi berat; detak jantung diatas
180x/menit
b.
Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
c.
Normal: antara 120-160x/menit
d.
Bradikardia ringan: antara
100-119x/menit
e.
Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
f.
Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
9.
Tetapkan status gizi
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran
LiLA merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis
(KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil
mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin
terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak
dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran
LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang
baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran lila
a.
Menentukan
titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran
b.
Lingkarkan
dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA. Baca menurut tanda
panah
c.
Menentukan
titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita LiLA.
10. Tatalaksana
kasus
Namun, dalam penerapan
praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC
adalah 14 T yaitu :
1.
Timbang berat badan
2.
Tekanan darah
3.
Tinggi fundus uteri
4.
Tetanus toxoid lengkap
5.
Tablet zat besi, minimal 90 tablet
selama kehamilan.
6.
Tes penyakit menular seksual (PMS)
7.
Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan
8.
Terapi kebugaran.
9.
Tes VDRL
10.
Tes reduksi urine.
11.
Tes protein urine
12.
Tes Hb
13.
Terapi iodium
14.
Terapi malaria
Apabila
suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan
standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (nomor 1-7 pada 10 T di atas).
Pelayanan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan professional
dan tidak diberikan oleh dukun bayi.
C.
Kebijakan
Teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah
atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil membutuhkan
pemantauan selama kehamilannya.
Penatalaksanaan
ibu hamil secara keseluruhan meliputi
kompen-komponen sebagai berikut:
1. Mengupayakan
kehamilan yang sehat.
2. Melakukan
deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
3. Persiapan
persalinan yang bersih dan aman.
4. Perencanaan
antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
No comments:
Post a Comment