A.
Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
Nifas
dibagi dalam 3 periode :
1.
Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam +dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2.
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama
6-8 minggu.
3.
Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan
atau tahunan
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Saifuddin, A. 2009
tujuan asuhan masa nifas adalah:
1.
Menjaga kesehatan ibu dan bainya baik fisik
maupun psikologik
2.
Melakukan skiring, mendeteksi masalah, atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan Diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4.
Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB)
C. Prubahan-perubahan
Fisiologi Masa Nifas
Menurut Saifuddin, A. 2009
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas adalah:
1.
Perubahan fisik
2.
Involusi uterus dan pengeluaran lochea
3.
Laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu
4.
Perubahan sistem tubuh lainnya
5.
Perubahan psikis
D. Involusi alat-alat kandungan
1.
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil,
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi
Fundus Uteri dan berat Uterus Menurut
Masa Revolusi:
Involusi
|
TFU
|
Berat
Uterus
|
Bayi lahir
|
Setinggi pusat
|
1000 gram
|
Uri lahir
|
2 jari bawah pusat
|
750 gram
|
1 Minggu
|
Pertengahan pusat Sympisis
|
500 gram
|
2 Minggu
|
Tidak teraba diatas Sympisis
|
350 gram
|
6 Minggu
|
Bertambah kecil
|
50 gram
|
8 Minggu
|
Sebesar normal
|
30 gram
|
2.
Bekas implantasi uri
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan
suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam kavum uteri segera setelah
persalinan. Penonjolan tersebut dalam diameter ±7,5 cm, sering disangka sebagai
suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah dua minggu diameternya menjadi
3,5 cm dan pada enam minggu telah mencapai 2,4 mm.
3.
Luka-luka jalan lahir , seperti bekas
episiotomy yang telah di jahit, jika vagina dan serviks.
4.
Rasa sakit/after pains/ merian/ mules-mules
disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pascasalin
5.
Pengeluaran lochea
Lochea adalah secret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina pada masa nifas.
a.
Lochea lubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban. Sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekunium, selama 2 hari pascasalin
b.
Lochea sanguelenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender
pada hari 3-7 hari pascasalin.
c.
Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 hari pascasalin.
d.
Lochea alba
Cairan putih selama 2 minggu pascasalin.
6.
Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga
seperti corong berwarna merah kehitaman karena penuh pembuluh darah,
konsistensinya lunak.
E. Asuhan
Masa Nifas
Menurut Saifuddin, A. 2009
kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru lahir utuk mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi:
1.
6 – 8 jam setelah persalinan
a.
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b.
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk bila perdarahan berlanjut.
c.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifaskarena atonia uteri.
d.
Pemberian ASI awal.
e.
Melakukan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
baru lahir.
f.
Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.
Jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2.
6 hari setelah persalinan
a.
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada
bau.
b.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan
abnormal.
c.
Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan
istirahat.
d.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
e.
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari.
3.
2 minggu setelah persalinan
a.
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada
bau.
b.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan
abnormal.
c.
Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan
istirahat.
d.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
e.
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari.
4.
6 minggu setelah persalinan
a.
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
ia atau bayinya alami
b.
Memberikan konseling untuk berKB secara dini.
F.
Kebutuhan Dasar Masa Nifas
Menurut Manuaba, Ida Bagus Ade,
dkk. 2010 kebutuhan dasar ibu nifas adalah:
1.
Kebersihan diri
a.
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b.
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan
daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan diri setiap
kali selesai BAK/BAB.
c.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalutnya setidaknya
2 kali sehari.
d.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi/laserasi,
sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2.
Istirahat
a.
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
b.
Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan rumah tangga
biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang/beristirahat selagi bayi tidur.
c.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dan beberapa
hal:
·
Mengurangi jumlah ASI yang keluar
·
Memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak
perdarahan
·
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawta
bayi dan dirinya sendiri.
3.
Latihan
a.
Diskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut
dan dasar panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat danini akan menyebabkan
otot perutnya menjadi kuat.
b.
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit
setiap hari sangat membantu.
4.
Gizi
a.
Tambahkan 500 kalori setiap hari.
b.
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup.
c.
Minum secukupnya 3 liter setiap harinya.
d.
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi
setidaknya selama 40 hari pasca salin.
e.
Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) untuk bisa
memberikan zat besi setidaknya selama 40 hari pasca salin.
5.
Perawatan payudara
a.
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b.
Menggunakan bra yang menyokong payudara
c.
Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum.
Menyusui tetap dilakukan pada putng yang tidak lecet.
d.
Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan
selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e.
Untuk menghilangkan nyeri dapat diminum paracetamol
1 tablet setiap 4-6 jam.
6.
Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat. Tidur
telentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan dan ke
kiri. Untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli pada hari kedua
diperbolehkan duduk dan jalan-jalan.
7.
Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita
menglami sulit kencing karena otot spingter ani ditekan oleh kepala janin dn
spasme oleh iritasi spingter ani selama persalinan juga karena adanya kandung
kemih penuh dan wanita sulit kencing dilakukan kateterisasi.
8.
Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
BAB dan terjadi obstipasi, apabila keras dapat diberikan obat peroral atau
perektal. Jika masih belum bisa dilakukan huknah.
9.
Hubungan perkawinan/rumah tangga
Secara fisik aman untuk memulai suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu/dua jari tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
10.
Keluarga Berencana
a.
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya
2 tahun untuk ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan
dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan
kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
b.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi)
sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode
amenorrhea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah
kehamilan baru.
c.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Manuaba,
Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu
Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berecana unutk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG
Mochtar,Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : ECG
Syaifuddin, A. B. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
No comments:
Post a Comment