A. Pengertian
Mioma uteri adalah tumor jinak otot
polos uterus yang terdiri dari sel-sel
jaringan otot polos, jaringan pengikat
fibroid dan kolagen.
B. Etiologi
Faktor-faktor
penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti, namun ada 2 teori yang
menjelaskan faktor penyebab mioma uteri, yaitu:
1.
Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai
faktor etiologi dengan alasan :
a. Mioma
uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b. Neoplasma
ini tidak pernah ditemukan sebelum menarche
c. Mioma
uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d. Hiperplasia
endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma uteri
2. Teori
Cell nest atau Genitoblas
Terjadinya mioma uteri
tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang
selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
Selain teori tersebut, faktor risiko yang menyebabkan mioma uteri adalah:
Selain teori tersebut, faktor risiko yang menyebabkan mioma uteri adalah:
a. Usia
penderita
Mioma uteri ditemukan
sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan sekitar 40%-50% pada wanita
usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarche (sebelum
mendapatkan haid). Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan
sebesar 10%.
b. Hormon
endogen (Endogenous Hormonal)
Mioma uteri
sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang
diambil dari hasil histerektomi wanita yang telah menopause,
diterangkan bahwa hormon esterogen endogen pada wanita-wanita
menopause pada level yang rendah/sedikit (Parker, 2007). Otubu et al menemukan
bahwa konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi
dibandingkan jaringan miometrium normal terutama
pada fase proliferasi dari siklus menstruasi
c. Riwayat
Keluarga
Wanita
dengan garis keturunan tingkat pertama
dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan
untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri. Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga
penderita mioma mempunyai 2 (dua) kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF-α (a
myoma-related growth factor) dibandingkan dengan
penderita mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga
penderita mioma uteri.
d. Indeks
Massa Tubuh (IMT)
Obesitas
juga berperan dalam terjadinya mioma uteri.
Hal ini mungkin berhubungan dengan konversi
hormon androgen menjadi esterogen oleh
enzim aromatease di jaringan lemak (Djuwantono, 2005). Hasilnya terjadi
peningkatan jumlah esterogen tubuh yang mampu meningkatkan prevalensi
mioma uteri
e. Makanan
Beberapa penelitian
menerangkan hubungan antara makanan dengan prevalensi
atau pertumbuhan mioma uteri. Dilaporkan bahwa
daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi
menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau
menurunkan insiden mioma uteri. Tidak
diketahui dengan pasti apakah vitamin, serat atau
phytoestrogen berhubungan dengan mioma uteri
f. Kehamilan
Kehamilan
dapat mempengaruhi mioma uteri karena
tingginya kadar esterogen dalam kehamilan
dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus
kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri
g. Paritas
Mioma uteri
lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara
dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan 1 (satu)
atau 2 (dua) kali.
h. Kebiasaan
merokok
Merokok dapat
mengurangi insiden mioma uteri. Diterangkan dengan penurunan
bioaviabilitas esterogen dan penurunan konversi
androgen menjadi estrogen dengan penghambatan enzim aromatase oleh
nikotin.
C. Klasifikasi
1. Mioma Submukosum
Berada di
bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Paling sering menyebabkan
perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi walaupun ukurannya
kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu “Curet Bump” (benjolan
waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi sarkoma juga lebih besar pada
jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui vagina,
disebut sebagai mioma submukosa bertungkai yang dapat menimbulkan “Myomgeburt” yang sering mengalami nekrose atau
ulserasi
2.
Mioma Intramural
Mioma
terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium. Kalau besar atau multiple dapat
menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3.
Mioma Subserosum
Letaknya di
bawah tunika serosa, kadang-kadang vena yang ada dipermukaan pecah dan
menyebabkan perdarahan intra abdominal. Dapat tumbuh diantara kedua lapisan
ligamentum latum menjadi Mioma Intra Ligamenter. Dapat tumbuh menempel pada
jaringan lain, misalnya ke ligametrium atau omentum dan kemudian membebaskan
diri dari uterus, sehingga disebut Wedering/Parasitik Fibroid. Mioma subserosa
yang bertangkai dapat menimbulkan torsi
D. Patofisiologis
Tumor
ini mungkin berasal dari sel otot yang normal, dan otot imatur yang ada di
dalam miometrium atau dari sel embrional pada dinding darah uteri. Apapun
asalnya, tumor dimulai dari benih-benih multiple yang sangat kecil dan tersebar
pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif
(bertahun-tahun, bkan dalam hitungan bulan), di bawah pengaruh estrogen
sirkulasi, dan jika tidak terdeteksi dan diobati dapat membentuk tumor dengan
berat 10 kg atau lebih. Namun sekarang, sudah jarang karena cepat terdeteksi.
Mula-mula tumor berada intramural, tetapi ketika tumbuh dapat berkembang ke
berbagai arah. Setelah menopause, ketika estrogen tidak lagi disekresi dalam
jumlah yangn banyak, maka myoma cenderung mengalami atrofi. Jika tumor
dipotong, akan menonjol diatas miometrium sekitarnya karena kapsulnya
berkontraksi. Warnanya abu-abu keputihan, tersusun atas berkas-berkas otot
jalin menjalin dan melingkar-lingkar di dalam matriks jaringan ikat. Pada
bagian perifer serabut otot tersusun atas lapisan konsentrik, dan serabut otot
normal yang mengelilingi tumor berorientasi yang sama. Antara tumor dan
miometrium normal, terdapat pseudokapsul, tempat masuknya pembuluh darah ke
dalam myoma.
Pada
pemeriksaan dengan mikroskop, kelompok-kelompok sel otot berbentuk kumparan
dengan inti panjang dipisahkan menjadi berkas-bebrkas oleh jaringan ikat.
Karena seluruh suplai darah myoma berasal dari beberapa pembbuluh darah yang
masuk dari pseudokapsul, berarti pertumbuhan tumor tersebut selalu melampaui
suplai darahnya. Ini menyebabkan degenerasi, terutama pada bagian tengah myoma.
Mula-mula terjadi degenerasi hialin, atau klasifikasi dapat etrjadi kapanpun
oleh ahli ginekologi pada abad ke-19 disebuut sebagai “batu rahim”. Pada
kehamilan dapat terjadi komplikasi jarang (degenerasi merah). Ini diikuti
ekstravasasi darah diseluruh tumor, yang memberikan gambaran seperti daging
sapi mentah. Kurang dari 0,1% terjadi perubahan tumor menjadi sarcoma.
Jika
myoma terletak subendometrium, mungkin disertai dengan menorhagia. Jika
perdarahan yang hebat menetap, mungki akan mengalami anemia.saat uterus
berkontraksi, dapat timbul nyeri. Myoma sub endometrium yang bertangkai dapat
menyebabkan persisten dari uterus.
Dimanapun
posisinya di dalam uterus, myoma besar dapat menyebabkan gejala penekanan pada
panggul, disuria, sering kencing dan konstipasi atau nyeri punggung jika uterus
yang membesar menekan rectum.
E. Manifestasi
Klinis
Faktor-faktor
yang menimbulkan gejala klinis ada 3, yaitu :
1. Besarnya
mioma uteri,
2. Lokalisasi
mioma uteri,
3. Perubahan
pada mioma uteri.
Gejala-gejala
yang timbul tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural,
submucous), digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan
abnormal
Perdarahan abnormal
yaitu menoragia, menometroragia dan metroragia. Perdarahan sering bersifat
hipermenore dan mekanisme perdarahan tidak diketahui benar. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam
kontraktibilitas miometrium.
2. Rasa
nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah, dapat terjadi jika :
a. Mioma
menyempitkan kanalis servikalis
b. Mioma
submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c. Adanya
penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d. Terjadi
degenerasi merah
3. Tanda-tanda
penekanan/pendesakan
Terdapat tanda-tanda
penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri. Tekanan bisa terjadi
pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat
tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan
terhadap ureter bisa menyebabkan hidro uretre.
4. Infertilitas
Infertilitas bisa terajadi jika mioma intramural menutup atau menekan pors interstisialis tubae.
Infertilitas bisa terajadi jika mioma intramural menutup atau menekan pors interstisialis tubae.
5. Abortus
Abortus menyebabkan
terjadinya gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim melalui plasenta.
6. Gejala
sekunder
Gejala sekunder yang
muncul ialah anemia karena perdarahan, uremia, desakan ureter sehingga
menimbulkan gangguan fungsi ginjal.
F. Komplikasi
Mioma
uteri berdampak pada kehamilan dan persalinan yaitu:
1. Mengurangi
kemungkinan wanita hamil terutama pada mioma uteri submukosum
2. Kemungkinan
abortus bertambah
3. Kelainan
janin dalam rahim
4. Menghalangi
lahirnya bayi
5. Inersia
uteri dan atonia uteri
6. Mempersulit
lepasnya plasenta
Komplikasi
lain:
1. Degenerasi
Ganas
Mioma uteri yang menjadi
Ieiomiosarkoma. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histology
uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus Apabila mioma
uteri cepat membesar dan Apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam
menopause.
2.
Torsi (putaran tangkai)
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri
subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan
mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak
gambaran klinik dari abdomenakut.
3.
Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi
polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan
dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan
akibat nekrosis dan infeksi sekunder.
G. Penatalaksanaan
Pilihan pengobatan mioma
tergantung umur pasien, paritas, status kehamilan, keinginan untuk mendapatkan
keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta ukuran lokasi serta jenis myoma
uteri itu sendiri. 55 % dari semua mioma uteri tesebut tidak
membutuhkan pengobatan dalam bentuk apapun terutama jika :
1.
Tanpa keluhan
2.
Menjelang menopause
3.
Besarnya mioma kurang dari 12 minggu
umur kehamilan
Penanganan
mioma ada 2 yaitu :
1.
Penanganan konservatif
Penanganan ini dilakukakan bila :
a.
Mioma yang kecil pra dan
postmenopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut :
b.
Observasi, dengan pemeriksaan pelvir
secara periodik setiap 3-6 bulan
c.
Bila anemi, Hb 8 gr%, transfusi PRC
(packed red cell)
d.
Pemberian zat besi
e.
Penggunaan agonis hormone pelepas
gonadotropiri. (GnRHa) Leuprolid asetat 3,75 mg intramuskuler pada hart 1 - 3
menstriasi setiap minggu sebanyak 3x.
2.
Penanganan operatif
Penanganan ini dilakukakan bila :
a.
Ukuran tumor lebih besar dan ukuran uterus
12 – 14 minggu
b.
Pertumbuhan tumor cepat
c.
Mioma subserosa bertançkai dan torsi
d.
Bila dapat menjadi penyulit pada
kehamilan berikutnya.
e.
Hipermenorea pada mioma submukosa
f.
Penekanan pada organ sekitarnya.
Jenis
operasi yang dilakukari berupa:
a.
Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan
seorang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan
misalnya pada mioma submukosum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat
vagina. Dilakukan pada penderita infertile atau yang masih menginginkan anak
b.
Histerektomi
dilakukan bila pasien tidak
menginginkan anak lagi, tindakan ada 2 macam yaitu :
1)
Histerektomi abdominal dilakukan
bila tumor besar terutama mioma intragamenter, torsi dan akan dilakukan
ooforektomi,
2)
Histerektomi vaginal dilakukan bila
tumor kecil (ukuran tumor <gravid 12 minggu ) atau disertai dengan kelainan
divagina misalnya rektokel, sistokel, enterokel
3. Keadaan
khusus tidak operasi / menjelang menopause yaitu dengan cara
a.
Radiasi
b.
Hormonal dan estrogen
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,
S. 2009. Ilmu Kandungan . Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuwaba, Ida Bagus
Gde. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Anonim, 2012. Mioma Uteri. Tersedia di : http://www.dewinurindahsari.blogspot.com/2012/10/mioma-uteri.html/m=1
diakses tanggal 27 September 2013 pukul 11.00 wita
Anonim, 2009. Mioma Uteri . Tersedia di : http://www.ayurai.wordpress.com/2009/03/30/askeb-mioma-uteri/
diakses tanggal 27 September 2013 pukul 12.00 wita
nice informasinya
ReplyDeletehttp://obatmioma.obatasliindonesia.com/