A.
Pengertian
Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu pada usia kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu) tanpa diserai adanya penyulit. (APN, 2008)
B.
Tanda dan Gejala Inpartu (APN, 2008)
1.
Penipisan dan
pembukaan serviks
2.
Kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan serviiks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)
3. Adanya pengeluaran cairan lender bercampur darah
(“show) melalui vagina.
C.
Mekanisme Persalinan
1. Engagement
Egagement
pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan sedangkan pada
multigravida dapat terjadi pada awal persalinan. engagement adalah peristiwa
ketika diameter biparetal ( Jarak antara dua paretal ) melewati pintu atas
panggul dengan sutura sagitalis melintang atau oblik di dalam jalan lahir dan
sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami ksulitan bila saat masuk ke
dalam panggu dengan sutura sgaitalis dalam antero posterior. Jika kepala masuk
kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir,
tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut
sinklitismus.
Kepala pada saat
melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan dimana sutura sgaitalis
lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut
asinklitismus.
2. Penurunan
kepala
a. Dimulai
sebelum persalinan/inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan mekanisme
lainnya.
b. Kekuatan
yang mendukung yaitu:
1) Tekanan
cairan amnion
2) Tekanan
langsung fundus ada bokong
3) Kontraksi
otot-otot abdomen
4) Ekstensi
dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin
3. Fleksi
a. Gerakan
fleksi di sebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala janin
terlambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul
b. Kepala
janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipito frontalis 12 cm berubah
menjadi suboksipito bregmatika 9 cm
c. Posisi
dagu bergeser kearah dada janin
d. Pada
pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba daripada ubun-ubun besar.
4. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam )
a. Rotasi
dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi
sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis. Bila presentasi belakang
kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil
memutar ke depan sampai berada di bawah simpisis.Gerakan ini adalah upaya
kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang
tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya
kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati Hodge III (setinggi spina)
atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil mengarah
ke jam 12.
b. Sebab-sebab
adanya putar paksi dalam yaitu :
1) Bagian
terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi.
2) Bagian
belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit yang disebelah depan yaitu hiatus genitalis.
5.
Eksistensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di
dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan
atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala
bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan
tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan pada
pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang
berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut- turut pada pinggir atas
perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.
6. Rotasi
luar ( putaran paksi luar )
Terjadinya
gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh faktor-faktor
panggul, sama seperti pada rotasi dalam.
a. Merupakan
gerakan memutar ubun-ubun kecil ke arah punggung janin, bagian belakang kepala
berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka janin
menghadap salah satu paha ibu. Bila ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah kiri
maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah kiri, bila pada mulanya ubun-ubun
kecil disebelah kanan maka ubun-ubun kecil berputar ke kanan.
b. Gerakan
rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan diameter biakromial janain
searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah panggul, dimana satu bahu di
anterior di belakang simpisis dan bahu yang satunya di bagian posterior
dibelakang perineum.
c. Sutura
sagitalis kembali melintang.
7. Ekspulsi
Setelah
terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion untuk
kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul lahirlah
trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran
bahu depan, bahu belakang dan seluruhnya.
D.
Kala dalam Persalinan
1.
kala 1 (kala pembukaan)
Inpartu ditandai
dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan terbagi atas 2 fase,
yaitu:
a. Fase
laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai bukaan 3 cm
berlangsung 7-8 jam.
b. Fase
aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:
1) Periode
akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2) Periode
dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9
cm
3) Periode
deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi lengkap atau
10 cm
Pada
Primi berlangsung 13 – 14 jam dan Multi berlangsung 6 – 7 jam.
2. kala
II (pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoodinir, kuat,
cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah masuk
ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu
merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh bagian
janin. Kala II pada primi: 1,5-2 jam, sedangkan pada multi 0,5-1 jam.
Tanda-tanda
kala II :
a. Ibu
merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Perineum
menonjol
c. Ibu
kemungkinan merasa ingin BAB
d. Vulva
vagina dan spinchter anus membuka
e. Jumlah
pengeluaran lendir dan darah meningkat
3.
kala III (pengeluaran
uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat
sebentar. Uterus teraba keras dengan funtus uteri setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his
pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. kala
IV (pengawasan)
Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan
uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
postpartum, yang diawasi yaitu tanda-tanda
vital, kontraksi uterus, TFU, kandung kemih, dan jumlah perdarahan.
DAFTAR
PUSTAKA
POGI. 2008 . Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
H,
Dewi Asri dan Cristine Clervo P.2009.Asuhan
Persalinan Normal Plus Contoh Askeb dan Patologi Persalinan.Yogyakarta :
Nuha Medika
No comments:
Post a Comment