A.
Definisi
Oligohidramnion
adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban kurang dari normal yaitu 800 cc
(Manuwaba, 2010)
B.
Etiologi
Sebab
yang pasti tidak begitu diketahui. Primer mungkin karena amnion kurang baik
tumbuhnya dan sekunder misalnya karena ketuban pecah dini. (Mochtar, 2002)
Menurut sarwono (2009) beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan konginetal, pertumbuhan janin
terhambat, ketuban pechm kehamilan postterm, insufisiensi plasenta, dan
obat-obatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin). Kelainan konginetal
yang paling sering menimbulkan oligohidramnion adalah kelainan sistem saluran
kemih ( kelainan ginjal bilateral dan obstruksi uretra), dan kelainan kromosom (triploidi,
trisomi 18 dan 13). Trisomi 21 jarang memberikan kelainan pada saluran kemih
sehingga tidak menimbulkan oligohidramnion. Insufisensi plasenta oleh sebab
apapun dapat menyebabkan hipoksia janin. Hipoksia janin yang berlangsung kronis
akan memicu mekanisme retribusi darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal. Produksi urine berkurang dan terjadi
oligohidramnion.
C.
Patofisiologi
Sindroma
Potter dan fenotif potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion.
Fenotip potter digambarkan sebagai suatu keadaan
khas pada bayi baru lahir dimana ketubannya sangat sedikit atau tidak ada,
sehingga menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan pada dinding rahim. Tekanan
pada dinding rahim menyebabkan gambaran yang khas pada wajah (wajah potter).
Selain itu karena ruang yang sempit pada rahim menyebabkan ruang gerak menjadi
abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion
juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru (paru-paru hipoplasti) sehingga
pada saat lahir paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Oligohidramnion
mempengaruhi umbilikus sehingga menimbulkan gangguan aliran darah menuju janin
serta menimbulkan asfiksia intrauterin.air ketuban yang kental akan diaspirasi
sehingga menambah kejadian asfiksia asfiksia neonatorum.
Ologohidramnion dapat menjadi tanda ada kelainan
pada saluran pengeluaran atau saluran kemih janin. Jika saluran kemih janin
tidak berfungsi baik, kemungkinan besar air ketuban jumlahnya sedikit.
Keringnya ketuban berarti janin tidak mengeluarkan air ketuban yang ditelan
sebagai urin.
D.
Klasifikasi
1.
Oligohidramnion
Dini
Yaitu suatu
keadaan berkurangnya cairan amnion yang terjadi pada trimester 2.
2.
Oligohidramnion
tingkat lanjut
Yaitu suatu
keadaan dimana volume cairan ketuban secara normal berkurang setelah umur
kehamilan 35 minggu dengan menggunakan index cairan amnion kurang dari 5 cm.
E.
Manifestasi
Klinis (Mochtar, 2002)
1.
Uterus
tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotement
2.
Ibu
merasa nyeri perut setiap pergerakan janin
3.
Sering
berakhir dengan partus prematurus
4.
Bunyi
jantung janin sudah terdengar jelas padda bulan kelima
5.
Persalinan
lebih lama dari biasanya
6.
Janin
dapat diraba dengan mudah
7.
Sewaktu
his akan terasa sakit sekali
8.
Bila
ketuban peccah, air ketubannya akan sedikit sekali bahkan tidak ada
F.
Komplikasi
(Sarwono, 2009)
Oligohidramnion
yang terjadi oleh sebab apapun akan berpengaruh buruk pada janin. Komplikasi
yang sering terjadi adalah:
1.
Cacat
bawaan
2.
Hipoplasia
paru
3.
Kompresi
tali pusat
4.
Deformitas
pada wajah dan skelet
5.
Aspirasi mekonium pada intrapartum
6.
Amniotic
band syndrom
7.
IUGR
(intra uterine grow reterdation)
8.
Volume
darah janin berkurang
9.
Kematian
janin
G.
Pemeriksaan
dan Diaggnosis
Penilaian
jumlah amnion melalui pemeriksaan USG dapat dilakukan secara subjektif atau
semi kuantitatif
1.
Penilaian
Subjektif
Pada keadaan
oligohidramnion, cairan amnion disebut berkurang jika kantong amnion hanya
terlihat pada daerah tungkai bawah dan disebut habis apabila tidak terlihat
lagi kantong amnion
2.
Penilaian
semikuantitatif
Dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu pengukuran diameter terbesar pada salah satu kantong
amnion dan pengukuran indeks cairan amnion (ICA) / amnion fluid index (AFI)
Oligohidramnion dicurigai jika terdapat kantong amnion kurang
dari 2x2 cm, atau index cairan pada kuadran 4 kurang dari 5 cm.
Penilaian
secara klinis dapat dilakukan dengan mengukur tinggi rahim dari luar serta
bagian janin yang mudah diraba dari luar. Namun hal ini hanya merupakan asumsi
tetapi harus dikonfirmasi dengan USG
H.
Penatalaksanaan
Tindakan
konservatif
1.
Tirah
baring
2.
Hidrasi
3.
Perbaikan
nutrisi
4.
Pemantauan
kesejahteraan janin
5.
Pemeriksaan
USG yang umum dari volume cairan amnion
6.
Amnion
infusion
7.
Induksi
dan kelahiran
Penatalaksanaan
tergantung pada usia kehamilan, pada kehamilan preterm ; mengevaluasi dan
memonitor maternal agar tetap dalam kondisi optimal.
Daftar Pustaka
Prawirohardjo,
S. 2009. Ilmu Kandungan . Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuwaba, Ida Bagus
Gde. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta
EGC
Anonim. 2013. Kelainan Air Ketuban (Oligohidramnion).
Tersedia di http:// www.hananurhanifah.blogspot.com/2013/06/kelainan-air-ketuban-oligohidramnion.html?m=1
diakses tanggal 18 November 2013 pukul 11.00 wita
No comments:
Post a Comment