Metode pada
pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dapat di ukur dengan dua
metode :
1.
Metode Langsung
Yaitu metode yang
menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang
dihubungkan dengan manometer.
Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus.
Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus.
2.
Metode Tidak
Langsung
Yaitu
metode yang menggunakan spighmamonometer.Pengukuran tidak langsung ini
menggunakan dua cara:
a.
Palpasi (yang
mengukur tekanan sisitolik)
b.
Auskultasi (yang
dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolic dan cara ini memerlukan alat
stetoskop.
Kriteria
dan Klasifikasi
Kriteria
hipertensi menurut WHO: seseorang dikatakan mempunyai penyakit tekanan darah
tinggi(hipertensi) bila di ukur dalam keadaan istirahat cukup dan kondisi tenang,
sistolik ≥ 160 mmHg, diastolik >90 mmHg.
Dan klasifikasi hipertensi di
dasarkan pada nilai diastolik :
1. 92-104
mmHg : mild hypertension
2. 105-114
mmHg : moderate hypertension
3. 115
mmHg : severe hypertension
4. 130
mmHg : malignant hypertension
Keadaan
sistolik ≥ 160 mmHg dengan diastolik normal disebut hipertensi sistolik. Nilai sistolik
yang tinggi dihubungkan dengan resiko pecahnya pembuluh darah. Nilai diastolik
yang tinggi dihubungkan dengan resiko gangguan kerja jantung dan ischemia otot
jantung. Keadaan tekanan darah yang normal adalah sekitar <120
mmHg | <80 mmHg.
Tujuan pengukuran
tekanan darah
1.
Untuk mengetahui
hasil pengukuran tekanan darah
2.
Mengukur tekanan darah
secara palpasi maupun auskultasi.
3.
Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap tekanan darah.
4.
Mengamati dan mempelajari pangaruh latihan fisik terhadap tekanan darah.
5.
Untuk menilai sistem
kardiovaskuler.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan darah.
Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah antara lain :
1.
Umur : tekanan darah
akan meningkat dengan bertambahnya umur.
2.
Waktu pengukuran : bila
pagi hari tekanan agak menurun, sedangkan bila siang hari dan sore hari sedikit
lebih meningkat.
3.
Latihan(exercise) dan
aktivitas : tekanan darah meningkat selama exercise dan aktivitas,
4.
Emosi dan nyeri : emosi
tinggi dan rasa nyeri dapat meningkatkan tekanan darah, juga bila kandung kemih
penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi kaki silang dapat meningkatkan
tekanan darah.
5. Miscellaneus faktor
: bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah dari pada pasien
duduk.
Keselamatan
Kerja:
1. Patuhi
prosedur pekerjaan
2. Perhatikan
keadaan umum.
3. Pemeriksaan
dilakukan dengan hati-hati, selama
melakukan tindakan.
Peralatan dan Perlengkapan
1. Sphygmomanometer (tensimeter) yang terdiri atas :
a. Manometer air raksa + klep pembuka dan penutup
b. Manset udara sesuai dengan ukuran
c. Selang karet
d. Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
2.
Meja periksa
atau tempat tidur
3.
Stetoskop
4.
Bantal / buku
5.
Buku catatan
tanda vital
6.
Pena
Prosedur
Kerja :
Cara Palpasi
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada klien.
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan yang hendak di ukur tekanan darah
dengan posisi terlentang.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manset pada lengan kanan atas sekitar 3cm di
atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
8. Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut nadi
arteri radialis dekstra tidak teraba.
9. Pompakan terus setinggi manometer 20mmHg, lebih tinggi
dari titik radialis tidak teraba.
10. Palpasikan pada daerah denyut nadi arteri dan
keluarkan udara dalam manset secara pelan-pelan dan berkesinambungan dengan
memutar sekrup berlawanan arah jarum jam pada pompa udara.
11. Catat hingga mmHg pada manometer, di mana arteri
pertama berdenyut kembali.
12. Nilai pertama menunjukkan sistolik secara palpasi.
13. Cuci tangan.
14. Catat hasil.
Cara Auskultasi
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada klien.
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan yang hendak di ukur tekanan darah
dengan posisi terlentang.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manset pada lengan kanan atas sekitar 3cm di
atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
8. Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut nadi
arteri radialis dekstra tidak teraba dengan tekanan rata-rata tekanan normal.
9. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis
dan dengarkan.
10. Keluarkan udara dalam manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutas sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum
jam.
11. Catat hingga mmHg pada manometer di mana arteri
pertama berdenyut kembali.
12. Catat tinggi mmHg pada manometer
a. Fase Korotkoff I
Menunjukkan
besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
b.
Fase Korotkoff
IV / V
Menunjukkan
besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.
13. Cuci tangan.
14. Catat hasil.
Tambahin referensinya donk
ReplyDeleteMakasih
ReplyDelete